Archive for the ‘Serba-Serbi’ Category

Guna latihan senjata dalam samurai

Posted: Oktober 24, 2011 in Serba-Serbi
Apa gunanya latihan senjata kuno di zaman sekarang?
Ini adalah sebuah pertanyaan yang sering di tanyakan oleh kebanyakan seniman beladiri. Penggunaan sebuah senjata memiliki percabangan moral dan legal yang membuat latihan senjata kuno kurang menarik, namun disisi lain masih memiliki daya tarik tersendiri.
Banyak seniman beladiri yang berlatih atau mempelajari senjata hanya murni sebagai olah raga (sport) sebagaimana yang mereka lakukan terhadap bentuk-bentuk beladiri lainnya. Kata (jurus) beladiri senjata, seperti kata beladiri tangan kosong di buat atau di modifikasi agar memberikan daya tarik untuk olah raga (sport) daripada untuk aplikasi praktis atau aplikasi tradisional. Hal ini lebih di dasarkan atas daya tarik estetik atau perasaan yang menimbulkan rasa “wah” dari kebanyakan senjata sebagaimana yang di gambarkan di film-film dan televisi.
guna_senjata.jpgSeniman beladiri lainnya membenarkan latihan senjata dengan menyamakan antara senjata tertentu dengan benda-benda umum yang dapat di gunakan sebagai ganti senjata aslinya. Sebagai contoh, menggunakan sapu atau sebatang kayu sebagai gantinya bo atau jo. Hal ini menjadi alasan yang bisa di terima untuk latihan kata (jurus) senjata, tetapi jika memang sebuah sapu atau benda lainnya yang akan di gunakan sebagai senjata, adalah lebih baik jika latihan saja dengan sapu atau benda lainnya. (lebih…)

Apalah Artinya Sebuah Sabuk…

Posted: Oktober 20, 2011 in Serba-Serbi


Hampir semua seni beladiri menerapkan sistem peringkat pada anggotanya. Peringkat itu ditandai berupa sabuk.

Setiap tingkatan berbeda warna sabuknya. Ada merah, kuning, hijau, putih, coklat, biru, hitam, jingga dan sebagainya. Soal bentuk sabuk, modelnya tergantung masing-masing perguruan.

Pergantian sabuk dari satu warna ke warna lainnya harus ditempuh melalui ujian yang meliputi ujian fisik, mental dan teknik.

Sangat melelahkan… mengubah warna sabuk saja harus berpeluh keringat, bahkan kadang memar dan luka.

Namun lelahnya menjalani proses tersebut seolah sirna ketika seikat sabuk warna baru diperkenankan melingkar di pinggang kita.

Sayangnya, proses memperoleh sabuk itu kemudian tidak dihargai oleh sang pemilik sabuk. Pulang ke rumah, sabuk dilempar begitu saja di lantai, bahkan tidak disentuh jika belum tiba jadwal latihan. (lebih…)