![guna_senjata.jpg](https://i0.wp.com/samurai.or.id/blog/wp-content/uploads/2007/06/guna_senjata.jpg)
Arsip untuk Oktober, 2011
![guna_senjata.jpg](https://i0.wp.com/samurai.or.id/blog/wp-content/uploads/2007/06/guna_senjata.jpg)
Harus diakui bahwa Okinawa (Ryukyu) mempunyai keindahan baik alam dan budaya. Tidak mengherankan jika Okinawa menjadi aset unggulan Jepang yang terus dipelihara. Jika ingin berkunjung ke Jepang tidak salah jika Okinawa dijadikan prioritas. Sebagai tempat asal karate, Okinawa ternyata juga mempunyai sisi lain dalam dunia bela diri. Dari pulau kecil itu ternyata ada bela diri lain disamping karate yaitu kobudo (atau sebelumnya kobutsu). Kobudo berlawanan dengan karate karena menggunakan beragam senjata.
Istilah “kobu” dapat ditafsirkan kuno atau lama. Tidak mengherankan karena kobudo memang mempunyai sejarah yang justru lebih tua daripada karate. Meskipun menyandang makna “kuno” bukan berarti kobudo ketinggalan jaman. Sebaliknya, kobudo tetap dipertahankan hingga kini sebagai warisan leluhur. Sayangnya sejarah pasti kobudo sulit diungkap karena banyak fakta yang hilang. Apalagi banyak dokumen yang berhubungan telah hancur dalam Perang Dunia II. Meskipun dari arti namanya saling bertolak belakang, antara kobudo dan karate ternyata masih berhubungan erat. (lebih…)
Pada awalnya saya mengira Hanzo Hattori hanyalah tokoh fiksi dalam sejarah Jepang. Namun saya begitu terkejut saat mengetahui nama Hanzo Hattori bukan sekedar rekaan semata. Yang lebih mengesankan lagi, namanya begitu harum dan sangat dihormati oleh masyarakat Jepang. Figurnya sangat berpengaruh dalam perjalanan sejarah Jepang. Sebagai bukti makamnya saat ini masih terawat dengan baik di kuil Sainen-ji yang terletak di Shinjuku Tokyo. (lebih…)
Hampir semua seni beladiri menerapkan sistem peringkat pada anggotanya. Peringkat itu ditandai berupa sabuk.
Setiap tingkatan berbeda warna sabuknya. Ada merah, kuning, hijau, putih, coklat, biru, hitam, jingga dan sebagainya. Soal bentuk sabuk, modelnya tergantung masing-masing perguruan.
Pergantian sabuk dari satu warna ke warna lainnya harus ditempuh melalui ujian yang meliputi ujian fisik, mental dan teknik.
Sangat melelahkan… mengubah warna sabuk saja harus berpeluh keringat, bahkan kadang memar dan luka.
Namun lelahnya menjalani proses tersebut seolah sirna ketika seikat sabuk warna baru diperkenankan melingkar di pinggang kita.
Sayangnya, proses memperoleh sabuk itu kemudian tidak dihargai oleh sang pemilik sabuk. Pulang ke rumah, sabuk dilempar begitu saja di lantai, bahkan tidak disentuh jika belum tiba jadwal latihan. (lebih…)
Muk Yan Jong ( I )
Sekitar abad 17, para pendekar di kuil Shaolin sudah menggunakan berbagai alat bantu latihan yang akurat dan dinamis untuk berlatih kungfu. Teknologi yang digunakan cukup maju kala itu, berbagai kaidah mekanika diterapkan dalam membuat simulasi teknik pembelaan diri.
Penggunaan katrol, bandul kayu, pegas, tenaga hidrolik lazim dipakai untuk menguji dan melatih keterampilan. Boneka-boneka kayu juga umum digunakan.
Pada kungfu aliran wing chun yang diciptakan seorang wanita bernama Yim Wing Chun, murid pendeta Shaolin bernama Ng Mui, sangat dikenal prototip boneka kayu yang sangat efektif karena memiliki dua lengan, kaki, dengkul yang mewakili gerakan menyerang mansuia.
Boneka kayu yang disebut Muk Yan Jong digunakan sebagai ‘mitra’ berlatih dalam kungfu wing chun. Kemudian alat ini juga diadopsi oleh kungfu aliran lain dari Cina Selatan dan kini juga dipakai oleh seni beladiri non kungfu. (lebih…)
Masih banyak orang, baik orang awam maupun praktisi seni beladiri, yang suka membanding-bandingkan antara satu seni beladiri dengan seni beladiri yang lain. Ada yang menganggap seni beladiri A lebih hebat daripada seni beladiri B. Kemudian seni beladiri C lebih jago dari seni beladiri D.
Kadang untuk membuktikan kehebatan seni beladiri yang ia kuasai, dilancarkanlah tantangan kepada praktis seni beladiri yang lain. Begitukah makna kita belajar seni beladiri?
Memang di atas langit ada langit. Tapi bukan berarti harus melemahkan satu sama lain, karena setiap seni beladiri memiliki kelebihan masing-masing. Satu musuh, terasa kebanyakan. Seribu teman, terasa kekurangan. (lebih…)
Pencak silat adalah seni beladiri khas Indonesia. Banyak ragam perguruan dan aliran pencak silat di seantero nusantara. Ada yang tergabung dalam IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) adapula yang berdiri independen.
Sebagai salah satu identitas bangsa, pencak silat juga mulai dikenal di berbagai belahan dunia. Meski belum sepopuler seni beladiri asal China dan Jepang, namun paling tidak promosi tersebut sudah terlihat hasilnya dengan adanya partisipasi beberapa negara setiap kali digelar kejuaran dunia pencak silat. (lebih…)
Tongkat dari batang kayu atau bambu ini umumnya digunakan sebagai pemikul, baik memikul barang dagangan atau membawa ember kayu berisi air. Selain itu, tongkat juga dipakai sebagai alat bantu berjalan.
Konon, berdasar catatan sejarah, penggunaan tongkat sebagai senjata dipelopori oleh pendeta Zen Budha, Dharma Taisi atau Budhi Dharma pada pada tahun 517 SM.
Kemudian penggunaan tongkat sebagai senjata diajarkan kepada para murid dan pendeta di kuil Budha (kemudian dikenal sebagai kuil Shaolin) tempat Budhi Dharma mengabdikan hidupnya. (lebih…)
Salah satu seni beladiri tua asal Jepang ini ditulis dan dilafalkan dalam tulisan dan pengucapan yang berbeda. Jiu Jitsu, Ju Jitsu, Jujitsu, Jujutsu.
Manakah yang benar di antara keempat istilah atau nama tersebut?
Pada dasarnya orang Jepang menyebut Jujutsu. Sementara lidah orang barat mengeja Jiu Jitsu atau Jiujitsu. Sementara di Indonesia dominan disebut Jujitsu atau Ju Jitsu.
Secarah harfiah kata Ju berarti lentur, fleksibel, halus, lembut. Kata Jutsu berarti teknik atau cara/metode.
Jujutsu berarti bela diri yang fleksibel, ada teknik keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga dalam, banyak teknik tangan kosong banyak pula teknik menggunakan senjata. (lebih…)
Pemikiran sebagian orang awam beladiri, teknik tendangan dalam seni beladiri itu adalah tendangan-tendangan tinggi yang dilakukan sambil berputar, melompat atau dengan teknik akrobatik. Layaknya tendangan yang ditampilkan dalam film-film action.
Tendangan indah tersebut sebenarnya hanya untuk memikat penonton. Sementara dalam praktik beladiri keseharian atau beladiri praktis. Teknik seperti itu relatif sulit diterapkan. Perlu akurasi dan perhitungan yang tepat, karena tendangan tinggi apalagi dilancarkan pada orang berbadan besar atau bisa beladiri hanya akan membuang tenaga dan membahayakan diri sendiri. Kecuali kita sudah mahirmelakukan teknik-teknik tendangan tersebut. (lebih…)